Suatu petang di awal mei 2012, sepulang dari permainan bulu
tangkis di sebuah lapangan yang lumayan mewah di kawasan sadia kota bima, “ ada
sms dari salah seorang teman yang ingin memperbaiki laptop miliknya” istriku
menyambut di depan pintu. Saya mengangguk
dan segera balas membalas sms lanjutan tersebut. Dan pada malam itu juga
kami bertemu. Ternyata teman saya ini tidak hanya datang membawa satu masalah, selanjutnya saya akan menyebut
sebagai rejeki, namun ada dua rejeki yang ia bawa. Yakni desain undangan
pernikahan teman dari istrinya. Saya bersyukur untuk keduanya meskipun salah
satunya yakni desain undangan itu belum juga ada titik jelasnya, padahal saya
sudah membuat format desain terbaik untuknya. Tapi tidak apalah, kita akan
membahas rejeki yang pertama saja.
Kami bertemu dan duduk di pelataran rumah mungil kami yang
baru pertama kali ia datangi. Keluhan pun dimulai dengan ditemani 2 gelas kopi
susu yang dibikinkan istri tercintaku. Setelah bercuap cuap lama dengan
permasalahan laptop yang ia bawa, ia berharap gadget bermerek ASUS D555 type
Netbook milik saudaranya ini dapat kembali normal dan dapat segera dipakai.
“Insya Allah bisa!! ” saya mengajaknya tersenyum. “tapi mungkin agak lama jika
kita coba perbaikinya karena tombol2 keypadnya banyak yang tidak berfungsi.
Jika sudah “sembuh” saya harus melakukan trial and error nya lagi barang beberapa hari untuk memastikan gadget
anda dapat anda pakai secara terus
menerus.” Saya berusaha menjelaskan sok analis dan bijaksana.
Sebagai informasi, gadget milik teman saya ini adalah gadget
keluaran pertama ASUS yang berjenis Netbook. Tapi menurut para pemerhati gadget
semisal saya gitu (heheheh) dilihat dari tampilan dan isi jeroan alias
mekaniknya, gadget ini bolehlah di kategorikan dalam kelas Netbook, namun
melihat ukuran bodi dan layarnya yang lebih dari 10 inch maka terlalu besar
untuk dimasukan dalam kelas netbook, namun terlalu kecil juga untuk kelas
laptop. Walaupun begitu saya lebih condong
menyebutnya Notebook karena ia secara awam dapat dilihat sebagai
Netbook. Toh Asus juga mengklaim sebagai jenis Netbook.
Terlepas ia jenis
Netbook atau laptop. Yang terpenting adalah gadget ini termasuk keluaran terbaik
ASUS, dengan RAM dan Hardisk super gres. Sayangnya prosesor yang setara Pentium
III ditanam pada AMD prosesor, namun itu bisa tutupi oleh besarnya 2 biji RAM
yang ia bawa masing masing 2 GB. Ketahanan batreinya yang hingga 6 jam juga
menjadi nilai jualnya sebagai netbook.
Namun ada hal yang menjadi momok bagi konsumen produk asal
jerman ini, ketika user Asus mengalami problem kerusakan mekanik dengan gadgetnya,
seperti yang dialami teman saya ini, maka agen resmi Asus sangat susah kita
dapatkan terutama jika kita tinggal jauh dari pulau Jawa meski daerah kita
bukanlah terpencil. Tapi untunglah ada mbah google yang sakti guna di ranah
maya ini membantu saya menemukan agen ASUS serta dapat menghubunginya via
telepon. Tapi sialnya bagi saya adalah ketika saya utarakan keinginan user
seperti saya yang ingin mengganti atau ingin memesan onderdil semisal
keyboard asli netbook ini dari Asus,
maka bayangan anda yang segampang memesan Pizza akan terbantahkan. Sebab Asus tidak sembarang mengganti atau
menjual onderdilnya ke user. Aturan Asus mengharuskan setiap onderdil yang
dibeli pada agen resmi pada gadeget anda mesti dipasang oleh teknisi Asus sendiri. Bayangkan
jika user seperti saya ini harus mengirimkan gadget ke Jakarta hanya untuk
memasang Ram atau keyboard yang tidak lebih dari 3 menit saja. Hitung hitung angka pula, berapa kocek yang
harus saya keluarkan untuk biaya pengiriman dan pengembalian Bima - Jakarta,
berapa lama pula saya harus menunggu (mending asus langsung mengerjakannya),
belum lagi kemanan barang dalam perjalanan, hingga tetek bengek contac dan
pembayaran ke Asus nya. Eh,,, ASUS bikin ribet ya, mending tinggalkan ASUS yang
tak bisa hitung menghitung seperti kita2 sebagai teknisi Mayor kecil2an
ini, teknisi yang penuh perasaan ke pelanggannya (lebay,,,,eeee).
Mentok di Asus, saya mencoba korek2 isi jeroannya, terutama
kebel fleksibel yang menghubungkan keyboard dengan mainboard. Dari hasil
pengamatan dan analisa beberap belasan menit, akhirnya disimpulkan bahwa saya
harus mengganjal atau menahan kabel fleksibel tersebut agar tidak bersentuhan
langsung dengan papan penutup mainboard yang terbuat dari, entah seng, entah
besi, entah alumunium (saya kurang mengenal jenis besi). Yang jelas setelah
saya beri perekat dari lakban agar kabel fleksibel tersebut tidak bersentuhan
dengan penutup mainboardnya, terutama kepala kabel fleksibel, akhirnya saya
menyalakan netbook ini dengan sempurna tanpa ada bunyi beep pada saat star
upnya
Oyal untuk dietahui,
netbook ini juga tadi terkadang mengeluarkan bunyi beep panjang pada saat
booting. Ini disebabkan karena ada kerusakan pada keyboar semisal salah satu
tombol keyboard terus tertekan, atau macet. Maka karena itu disamping saya
mengobati keyboardnya, saya juga secara otomatis telah mengobati booting yang berisik
ini.
Eiiit jangan senang dulu, karena ita belum tuntas. Masalahnya
adalah ketika saya melakukan trial and error dalam hitungan jam, ternyata
beberapa (sedikit sih) masih macet. Ini saya tes dengan menggunakan software keyboard
tester. Beberapa tombol itu antara lain yakni
F4, scroll kanan, dan bawah serta tombol A. langkah terakhir adalah saya
mencungkil tombol2 itu kemudian dibersihkan serta mengetes karet2 pemantul
tombol itu. Setelah berulang kali mencoba dan mencoba, dalam 2 hari, hasilnya
saya mendapatkan Rp xxxx dari teman saya ini…
“Netbook yang yang kemarin sudah normal kembali, boleh diambil sekarang” saya member tahu pelanggan setiaku…
terima kasih,,, selamat mencoba.
“Netbook yang yang kemarin sudah normal kembali, boleh diambil sekarang” saya member tahu pelanggan setiaku…
terima kasih,,, selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar