Di penghujung tahun, akhir desember 2012,
mengawali libur akhir pekan dan natal yang lebih panjang dari biasanya, saya
kedatangan lumayan banyak pasien, ada laptop, note book, printer dan tak
ketinggalan HP. Rasanya pusing juga, ngeliat ruangan jadi menumpuk barang
rusak, tapi rasanya jadi tantangan yang menggiurkan bila semuanya bisa
dibereskan untuk dikembalikan pada tuannya masing masing dalam kondisi siap
dipakai.
Saya harus menyebutnya satu persatu biar kita
tahu mana yang enteng, yang parah, yang lumayan ribet, dan yang sekarat bahkan
yang dibolehkan untuk dikubur alias dokter ini mesti angkat tangan. Kita mulai
saja dari belakang, tapi tidak akan saya bahas sedetailnya melainkan seacara
umum.
Pertama adalah Printer D360. Printer keluaran
HP jaman dulu ini masih saja ada orang yang mau menggunakan tenaganya (padahal
sih dokternya juga punya lo di rumah). Tapi kalau saja agan agan tahu ketangguhan
printer ini, agan pasti nyesal tidak memilikinya. Kalau diibaratkan handphone,
ia sejenis yang orang orang bilang
“nokia jangkrik”. Ya handphone yang cuma buat sms dan nelpon itu plus ya buat
ngeliat jam gitu deh. Tapi tangguhnya luar biasa bro, meski dibanting berkali
kali, direndam berjam Ia masih punya
nyawa lo alias masih bisa nyala. Ga segitunya kali, maksud ane jatuh dan
kecebur berkali kali. ==lah ane kok Jadi ngebahas handphone sih==
Oke kita kembali ke pasien tadi, printer mungil
warna putih keabuan ini sedang bermasalah dengan keluaran tintanya. Ia tak bisa
mencetak meski cartrigernya yang bernomor 20 dan 21 ini normal digunakan pada
printer dengan tipe yang sama. Saya coba membongkarnya ingin melihat keanehan
pada mekaniknya. Saya coba ganti pita decoder, ga mampan. Cari sensor kertas,
eh ia nyatu dengan minboardnya. Dari pada pusing-pusing cari mencari, mari
berhitung untung ruginya saja. Kita asumsikan apabila membeli cardrige baru
keduanya lebih kurang 400ribu. Dari pada tuan mengeluarkan uang sebanyak itu
plus tambahan service singkuk, saya kira tuan lebih baik membeli printer anyar dengan
harga yang hampir sama dengan harga kedua cardtrige HP yg sudah jadul itu.
“Maaf pak, mari kita kuburkan bersama-sama”. Saya kembalikan!! Masalah pertama selesai.
Lanjut ke pasien berikutnya. Masih tentang
printer. Kali ini keluaran Cannon type IP 1990. Kata orang sih (kata saya juga
sih) mesin cetak ini yang paling userly, murah, gampang dimodif dan tentu
tangguh. Tapi bukan berarti ia tak punya keluhan. Masalah yang ia bawa adalah
cetakan yang dihasilkan meloncat. Artinya ia bisa mencetak baris pertama tapi
tidak dapat mencetak baris kedua. Selanjutnya baris ketiga bisa sempurna
mencetak, tapi baris keempat lagi lagi buta warna alias blank. Saya simpulkan
cartridge bermasalah. Tapi saya coba memastikan di mbah google, eh ada yang
mengatakan masalah pada sensor kertas yang berbentuk plastic bulat itu. Tapi
setelah saya buka, dia ada di bagian samping kiri bodi printer. Saya cek, tik
tik tik, ga ada bercak sama sekali, ga ada kelipat ataupun kegores. Berartikan
OKE. Kemudian coba ganti decoder, eh hasilnya tetap sama. Maka saya semakin
yakin ini bermasalah pada Cardriger.
Masih penasaran ingin memperbaiki cartridge, saya rendam ia dengan air panas.
Tinta menyembur keluar dan menghitamkan air dalam panci. Coba ngeprint, eh
hasilnya masih sama. Rendam lagi, coba lagi, rendam lagi, coba lagi. Dan
hasilnya masih tetap galau.“maaf ini tinggal ganti cartigenya saja om”.
Lanjut ke pasien muda. Notebook Asus Eee PC
1015 PEM. Apa masalahmu anak muda? “ane kena struk ni om, eh dok. Kaki ane ga
bisa dipake sepatu ni dok, (dokternya bingung :#$%^@!*))maksud ane,
tombol-tombol ane nih kagak ada yang mau nyahut nih, alias keyboard ane mati
total”. “ooooooo begiccccuuuu toh…”
“Mari kita bedah perutmu anak muda”. “lah koq
perut sih dok, yang sakit kan ane punya kaki dok”. “perut bagian bawahmu
dodol…., dekat selangkanganmu”.
“eiiitttt… ga papalah”.
Lepas you punya batrei, buka 4 baut yang ada di
bawahnya. Kemudian congkel penutup bodi atas dari bagian samping untuk
mengeluarkan keyboardnya. Coba mengencangkan kabel fleksibelnya, buka dan
pasang kembali socket2nya. Hasilnya, bruurrrrr,,,,, masih belum ada tanda2
kehidupan. Coba lagi dan coba lagi, capek doank yang didapat. “ganti saja
kakimu anak muda, pesan yang original, harganya sekitaran 400 ribu rupiah,
tidak berat kan anak muda?”. “iyap iyap iyap iyap… terima kasih dok”.
Berikutnya ini masih pasien muda juga. Notebook
Acer. Bukan kah kau pernah datang kemari anak muda, kapan kau terakhir ke
sini?. “iyap om, tahun lalu ane ngobatin
keypad yang struk. Alhamdulillah sudah baik sih om. Cuma sekarang yang kumat
nih, tombol N lumpuh om. Padahal sih penting untuk ngetik laporan”. “Makanya
jangan suka bikin SPJ fiktif dan digede
gedein dari harga sebenarnya. Sini dokter potong kakimu mas bro”. “hahhhhhh…”.
Congkel tombol N tersebut, buka rumahnya yang
hitam persegi empat itu. Lalu bolongin pake jarum pentul karet yang tembem
alias nyentul di dalamnya. Bersihkan dengan sikat halus (ane pakai sikat gigi
bekas) yang sudah dibasahin dengan alcohol. Setelah dirasa bersih, kemudian keringkan
dengan hardrayer =nih fungsi lain dari hardreyer di rumah ane=.
Nyalakan notebooknya, coba ditekan tombol N
yang masih terbuka tersebut. Eeetttttttttt bisah deh muncul angka N. artinya
sudah oke. Pasang kembali rumah tombol dan tombol bertanda N tadi. Coba pencet
lagi, dan masih bisa. Oke, anggap selesai, matikan notebook dan “ini gadgetmu
mas bro, tak usah dibayar, Terima kasih saja”.
Kita beralih ke alat komunikasi canggih, Handphone. Kali ini saya kedatangan Nokia C6. Nokia dengan tampilan elite ini disematkan 2 kartu operator GSM, dengan tombol qwerty plus sliding. meski mewah bukan berarti ia tak gampang bermasalah. sekali ia jatuh terpelanting maka layarnya langsung blank putih. ya tentu saja saya sudah berpengalaman dengan hal ini. Buka bodipark yang amat ribet ini, beli fleksibel baru yang harga sekitaran 30 ribu. Copot fleksibel lama dan ganti yang baru. dan langsung currrrrr, nyalah deh... "baik nona, HP anda sudah oke, biayanyating ting ting"
Kita beralih ke alat komunikasi canggih, Handphone. Kali ini saya kedatangan Nokia C6. Nokia dengan tampilan elite ini disematkan 2 kartu operator GSM, dengan tombol qwerty plus sliding. meski mewah bukan berarti ia tak gampang bermasalah. sekali ia jatuh terpelanting maka layarnya langsung blank putih. ya tentu saja saya sudah berpengalaman dengan hal ini. Buka bodipark yang amat ribet ini, beli fleksibel baru yang harga sekitaran 30 ribu. Copot fleksibel lama dan ganti yang baru. dan langsung currrrrr, nyalah deh... "baik nona, HP anda sudah oke, biayanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar